konsep rizqi
يَقُولُ الشَّيْخُ مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحٍ الْعُثَيْمِينَ رَحِمَهُ
اللَّهُ: الرِّزْقُ مَا يَنْتَفِعُ بِهِ الْإِنْسَانُ، وَهُوَ نَوْعَانِ: رِزْقٌ
يَقُومُ بِهِ الْبَدَنُ (هُوَ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ وَاللِّبَاسُ وَالْمَسْكَنُ
وَالْمَرْكُوبُ وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ) ، وَرِزْقٌ يَقُومُ بِهِ الدِّينُ (هُوَ
الْعِلْمُ وَالْإِيمَانُ)
Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
rahimahullah berkata: "Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia. Rezeki itu ada dua jenis: Rezeki yang menopang tubuh (yaitu makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan hal-hal serupa).Rezeki yang
menopang agama (yaitu ilmu dan keimanan)."
Syekh Abdurrahman
As-Sa’di rahimahullah berkata,
فَالرِّزْقُ
الدُّنْيَوِيُّ يَحْصُلُ لِلْمُؤْمِنِ وَالْكَافِرِ، وَأَمَّا رِزْقُ الْقُلُوبِ
مِنْ الْعِلْمِ وَالْإِيمَانِ، وَمَحَبَّةِ اللَّهِ وَخَشْيَتِهِ وَرَجَائِهِ،
وَنَحْوِ ذَلِكَ، فَلَا يُعْطِيهَا إِلَّا مَنْ يُحِبُّ
“Adapun rezeki duniawi,
maka didapatkan oleh orang mukmin dan orang kafir. Adapun rezeki bagi hati,
berupa ilmu dan iman, cinta kepada Allah, takut dan berharap kepada-Nya, dan
semacam itu, maka tidak Allah berikan kecuali kepada orang-orang yang Dia
cintai.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 95)
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ ٢٢
Di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan
kepadamu. (Ad-Dzariyat 22)
dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tentang proses penciptaan
manusia, di dalamnya disebutkan,
ثُمَّ
يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ
كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Kemudian diutus
kepadanya seorang malaikat, lalu ditiupkan padanya ruh, dan diperintahkan untuk
menulis empat perkara, yaitu rezeki, ajal,
amal, dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Bukhari no. 6594 dan Muslim no.
2643)
إِنَّ
رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى
تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ
يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛
فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
“Sesungguhnya ruh qudus
(Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan sampai dia
menghabiskan semua jatah rezekinya. Oleh
karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mencari rezeki. Jangan
sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara
bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah, 8: 129 dan
Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8:
166, hadis sahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no.
2866)