Fitnah yang dicintai
Apa sebenarnya arti Fitnah
yang selama ini kebanyakan dari kita meng artikan “tuduhan”, apakah arti
seperti itu tepat untuk memaknai arti fitnah?
Ibnu Faris rahimahullah berkata,
“الفاء
والتاء والنون أصل صحيح يدل على الابتلاء والاختبار” ( مقاييس اللغة 4/ 47)
“Huruf Fa`, Ta`, dan Nun adalah huruf dasar yang shahih menunjukkan
kepada cobaan dan ujian” (Maqayisul Lughah: 4/472).
أن الابتلاء لا يكون
إلا بتحميل المكاره والمشاق. والاختبار يكون بذلك وبفعل المحبوب
Sesungguhnya Ibtila tiadalain kecuali mengandung sesuati
yang tidak disukai dan terasa berat, sedangkan Ikhtibar yaitu keadaan yang
disukai
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا
أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabuut:
2).
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ:قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ
مَوْتِي وَفَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَمَوْتٌ يَأْخُذُ فِي النَّاسِ كَقُعَاصِ
الْغَنَمِ وَفِتْنَةٌ يَدْخُلُ حَرْبُهَا بَيْتَ كُلِّ مُسْلِمٍ وَأَنْ يُعْطَى
الرَّجُلُ أَلْفَ دِينَارٍ فَيَتَسَخَّطَهَا وَأَنْ تَغْدِرَ الرُّومُ
فَيَسِيرُونَ فِي ثَمَانِينَ بَنْدًا تَحْتَ كُلِّ بَنْدٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
Dari Mu’adz bin Jabal, ia
berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Enam tanda-tanda
kiamat: (1) kematianku, (2) penaklukkan Baitul Maqdis, (3) kematian yang
menyerang manusia laksana kematian kambing yang cepat, (4) muncul fitnah yang
serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim, (5) orang diberi seribu dinar
kemudian ia marah, (6) Romawi berkhianat kemudian mereka pergi dalam
delapanpuluh bendera, di bawah setiap bendera ada duabelasribu (pasukan).” (HR
Ahmad – Shahih)
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ
مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/191]
dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. (QS
Al-Baqarah: 191)
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة/217]
Dan
berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. (QS Al-Baqarah: 217).
Arti
fitnah dalam ayat ini adalah pemusyrikan, yaitu mengembalikan orang mu’min
kepada kemusyrikan. Itu dijelaskan oleh Imam At-Thabari dalam tafsirnya:
عن مجاهد في قول الله:”والفتنة أشدُّ من القتل” قال:
ارتداد المؤمن إلى الوَثن أشدُّ عليه من القتل. –تفسير الطبري – (ج 3 /
ص 565)
Dari
Mujahid mengenai firman Allah وَالْفِتْنَةُ
أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ia berkata: mengembalikan
(memurtadkan) orang mu’min kepada berhala itu lebih besar bahayanya atasnya
daripada pembunuhan. (Tafsir At-Thabari juz 3 halaman 565).
fitnah anak dan harta
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ
تَعْلَمُونَ , وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرُ
عَظِيمُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati
Allah dan RasulNya, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui. Dan Ketahuilah, bahwa hartamu
dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar. [Al Anfal:27, 28].
جِئْتَ تَشْكُوْ عُقُوْقَ ابْنِكَ وَقَدْ عَقَقْتَهُ قَبْلَ أَنْ يَعُقَّكَ وَأَسَأْتَ إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُسِيْئَ إِلَيْكَ
جِئْتَ تَشْكُوْ عُقُوْقَ ابْنِكَ وَقَدْ عَقَقْتَهُ قَبْلَ أَنْ يَعُقَّكَ وَأَسَأْتَ إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُسِيْئَ إِلَيْكَ
“Anda mengadu kepadaku akan kenakalan anakmu, sementara anda sendiri
telah durhaka kepadanya sebelum dia durhaka kepadamu. Anda telah
memperlakukannya dengan buruk sebelum ia memperlakukan buruk kepadamu!”
Fitnah
istri
Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
مَا
تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun
yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari:
5096 dan Muslim: 2740)
إِنَّ الدُّنْيَا
حُلْوَةٌ خضرة، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ
تَعْمَلُونَ، فَاتَّــقُوا الدُّنْــيَا وَاتَقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ
فِتْنَةِ بَنِـي إِسْرَائِـيلَ كَانَتْ فِي النِسَاءِ
“Sesungguhnya
dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah mempercayakan kalian untuk
mengurusinya, Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Karenanya
jauhilah fitnah dunia dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah
pertama kali di kalangan Bani Israil adalah masalah wanita” (H.R.
Muslim: 2742)
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ
أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ:
الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ،
وَثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمُدْمِنُ
عَلَى الْخَمْرِ، وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى
Tidak ada komentar:
Posting Komentar