عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ
وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ
اللَّهِ . [رواه البخارى]
“Diriwayatkan dari Abdullah ra, Allah melaknat
perempuan yang membuat tato dan orang yang minta dibuatkan tato, orang yang
minta dicabutkan bulu alisnya, orang-orang yang menghias giginya untuk
mempercantik dirinya, dan orang yang mengubah ciptaan Allah.” [HR.
al-Bukhari]
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ
– صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ
Dari
Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung
rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung, perempuan yang
mentato dan perempuan yang meminta agar ditato”(HR Bukhari no 5589
sahabat Urfujah bin As’ad radhiallahu ‘anhu yang menggunakan emas untuk
memperbaiki hidungnya,
أَنَّهُ أُصِيبَ أَنْفُهُ يَوْمَ
الْكُلَابِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرِقٍ فَأَنْتَنَ
عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَّخِذَ
أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ
“Hidungnya terkena senjata pada peristiwa
perang Al-Kulab di zaman jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun
hidungnya malah membusuk. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkannya untuk menggunakan tambal hidung dari emas.” [HR.
An-Nasai 5161, Abu Daud 4232]
As-Syaukani menjelaskan,
قوله (إلا من داء) ظاهره أن
التحريم المذكور إنما هو فيما إذا كان لقصد التحسين لا لداء وعلة، فإنه ليس بمحرم
“Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘kecuali karena penyakit’ dzahir maksudnya bahwa keharaman yang disebutkan,
yaitu jika dilakukan untuk tujuan memperindah penampilan, bukan untuk
menghilangkan penyakit atau cacat, karena semacam ini tidak haram.” [Nailul
Authar, 6/229]
Diriwayatkan dari ibnu abbas ra:
أَنَّ
النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ
وَالْمُتَرَجِّلاتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Sesungguhnya baginda Nabi SAW melaknat para
lelaki yang mukhannits (menyerupai perempuan)dan para wanita yang mutarajjilat,(menyerupai laki-laki)” (HR Al-Bukhari dan Abu Dawud)
لاَ يَنْظُرُ
الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ
الْمَرْأَةِ، وَلاَ يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ،
وَلاَ تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ.
Janganlah
seorang pria melihat aurat pria lainnya, dan jangan pula wanita melihat aurat
wanita lainnya. Seorang pria tidak boleh bersama pria lainnya dalam satu kain,
dan tidak boleh pula wanita bersama wanita lainnya dalam satu kain.(HR Muslim)
أومت
امرأة من وراء ستر بيدها كتاب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقبض رسول الله
صلى الله عليه وسلم يده فقال: ما أدري أيد رجل أم يد امرأة؟ قالت : بل امرأة قال
صلى الله عليه وسلم : لو كنت امرأة لغيرت أظفارك يعني بالحناء
“Seorang wanita menjulurkan tangannya dari
balik tabir. Di tangannya ada sebuah kitab untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ternyata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menahan
tangan beliau dan berkata, ”Saya tidak tahu, apakah
ini tangan laki-laki ataukah tangan wanita?”. Sang wanita menjawab,
”Ini tangan wanita”. Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Jika kamu seorang wanita, seharusnya engkau
warnai jari-jarimu dengan henna” (HR. Abu Daud 4166
Tidak ada komentar:
Posting Komentar